Labels

Friday, March 8, 2013

Sinopsis Novel Tirai Menurun Karya Nh. Dini

Sinopsis
Nama: Deny Pranata
Nim   : A310090272
Kelas : G

Setiap subuh, Kedasih sudah memasak air serta menata dandang dan ceret di warung. Dasih kecil selalu dihina oleh orang-orang kampung kalau bapaknya seorang kecu atau orang jahat. Teman-temanya menjauhinya sehingga Dasih bertanya kepada kepada ibunya di mana bapaknya.

Kakek Dasih bercerita kalau bapaknya sudah pulang, kemudian Dasih dan ibuknya pergi ke Semarang.
Kintel tidak pernah mengetahui asal-usulnya, tanggal lahirnya pun ia tak ingat. Namanya saja tak mengerti dari mana bisa dipanggil Kintel. Ia tidak pernah mengeluh tentang kondisinya, asalkan makan, minum tercukupi. Suatu hari ketika ia sedang memetik daun tembakau, Kintel bertemu dengan seorang wanita yang bernama Irah. Irah mengajaknya ke sebuah warung makan. Kintel merasa bingung ketika Iraf mengajaknya ke Boja. Kemudian Irah menyuruh Kintel untuk menunggunya kalau ia akan menemui Kintel lagi.
Sumirat bertanya kepada Simbok, kenapa bapak sendirian di situ? Setelah kepergian suaminya, simbok melamar bekerja di perkebunan tapi sang mandor menyuruh simbok untuk pergi ke kota saja.
Wardoyo menghela napas, pandanganya langsung ke jendela. Ia ingin menghilangkan hasrat buruk akibat kehilangan beberapa bukunya. Wardoyo sudah mendapat pengalaman tentang panggung hiburan dari bapaknya yang juga merupakan Carik Desa.
Sudah empat tahun Dasih berada di Kota, ibunya kini juga sudah mengandung lagi. Suatu hari Dasih membolos sekolah dan menonton pertunjukan wayang orang. Dasih merasa tertarik kemudian ikut latihan manari di Kridopangarso. Emak tidak suka dengan pilhan si Dasih, tapi akhirnya Emak mengijinkan tapi Dasih harus rajin sekolah.
Suatu sore Karso atau Kintel diajak pak dan bu Carik untuk melihat wayang orang di Kridopangarso .
Bapaknya Wardoyo meninggal dunia,, lantas ia diangkat sebagai dewan wayang wong. Ketika sedang membetulkan gedung yang rusak, Wardoyo melihat seorang anak perempuan yang terus memperhatikan mereka bekerja. Didekatinya anak permpuna itu. Dia bernama Dasih. Setelah berpandangan dengan pak Cokro, Wardoyo membawa Dasih menjadi anggota paguyuban. Sumirat makin lama akhirnya tertarik dengan paguyuban wayang wong Kridopangarso. Dia akhirnya ikut berlatih menari. Sumirat akhirnya berkenalan dengan Dasih. Mereka lalu menjadi sahabat yanmg baik. Diman ada Sumirat, pasti di dekatnya ada Dasih.
Karso terus mencoba sabar tinggal dirumah Irah meskipun suami Irah sering memperlakukannya dengan tidak baik. Karso sering pergi menemani irah apabila melakukan perdangan dengan kota yang jauh. Hari itu Karso bertemu dengan mas Wardoyo yang sedang memperisapkan Kelir. Karso berusaha membantu. Akhirnyakarso pun bisa akrab dengan mas Wardoyo.
Setelah sekian lama perbuatan Rusmini pun akhirnya diketahui oleh mas Wardoyo setelah diberitahu oleh kawan-kawannya. Akhirnya mas Wardoyo menceraikan rusmini.
Setelah menduda untuk beberapa waktu, akhirnya Wardoyo mendapatkan ganti. Yaitu Sumirat. Dia dan Sumirat telah saling berikrar untuk saling menjaga dan memberi kebahagiaan.
Karso pun tak luput dari kebahagiaan, setelah diberikan usaha becak oleh Irah dan memiliki rumah sendiri, Karso menikah dengan Dasih. Dan keduanya memilki se orang anak.
Ketika sedang merasakan bahagia meski dalam suasana yang tidak berkecukupan, Wardoyo meninggal. Sumirat sedih bukan kepalang.  Dia harus menanggung semua beban sendirian. Dalam keadaan kalut tersebut, Sumirat sering mendapatkan bantuan dari Dasih. Dengan ikhlas Dasih selalu membantu apapun ytang dibutuhkan oleh Sumirat dengan senang.
Kebiasaan Karso yang suka berjudi akhirnya diketahui oleh Dasih. Karena benci dengan hal tersebut Dasih memarahi Karso. Karena Karso tak mampu merajuk Dasih, Karso pergi ke paguyuban. Karso ketiduran di belakang panggung. Ketika tertidur, Karso digigit ular berbisa. Karso langsung pingsan. Setelah dibawa kerumah sakit akhirnya Karso meninggal.
Setelah Wardoyo dan Karso meninggal, Kridopangarso menjadi berantakan. Dalam keadaan sakit di rumah sakit, Dalang Tirto memikirkan masa depan masa depan paguyuban Kridopangarso. Tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan . Kridopangarso telah berada di ujung tanduk kehancuran.  Akhirnya sang Dalang telah menancapkan gunungan, tegak di tengah layar.

4 comments: