Apakah Indonesia Butuh Sang
Penyelamat?
Roda
itu berputar sesuai dengan keinginan orang yang memutarnya, jika kita memutar
ke samping kita akan ke samping begitu juga sebaliknya. Jadi, nasib seseorang tidak
ditentukan orang lain ataupun apalah, melainkan nasib atau keberuntungan kita
sendiri yang memutarnya. Kehidupan yang sangat susah sekarang ini membuat orang
melakukan apa saja agar mereka bisa menjadi sukses atau sekedar untuk bertahan
hidup. Mereka melakukannya ada yang melalui jalan yang halal ada juga yang
melalui jalan yang sangat tidak baik.
Jika
kita melihat kondisi bangsa Indonesia yang ada dalam pikiran kita pastilah
carut marut. Kondisi ini bukan karena Negara ini tidak mempunyai apa-apa untuk
dikelola, melainkan karena system yang amburadul kalau boleh saya bilang.
Banyak kekayaan alam yang dikelola pihak asing semakin membuktikan kalau Negara
ini adalah Negara amburadul, padahal kalau kita bisa mengelola sendiri pasti
akan menjadi Negara yang sangat kaya raya. Bukan kita tidak mampu mengelola,
karena kita mempunyai pemikir yang luar biasa di bidangnya masing-masing.
Ketidak beresan sistemlah yang membuat kita lebih mudah untuk diperalat dan
dijadikan alat oleh bangsa lain, pemerintah yang tidak tegas dan condong
membela yang berkuasa.
Mengenai
kondisi Indonesia yang amburadul katanya akan datang sang penyelamat dan
membawa kedaimaan serta kemakmuran bagi bangsa ini. Tapi yang ada malah membuat
masyarakat bergantung pada datangnya sang penyelamat tersebut tanpa berbuat
apa-apa. Mengenai harapan itu, seharusnya masyarakat berpikir kalau di dunia
ini hanya Tuhanlah penyelamat bagi umatnya, bukan malah bergantung pada sebuah
ramalan yang belum ada kebenarannya tersebut. Seharusnya kita sebagai
masyarakat Indonesia harus saling bahu-membahu membangun bangsa ini sesuai
cita-cita presiden pertama Ir. Soekarno dulu. Jangan warisi abunya, ambillah
apinya.
No comments:
Post a Comment